Arisan rutin CABM Surabaya Jawa Timur dilaksanaan pada hari Sabtu, tanggal 06 Juli 2019, dan yang mendapatkan giliran sebagai tuan rumah adalah Albert Benhard Aritonang – Angk 16
Arisan ini dilakukan setiap 2 bulan dan saat ini adalah arisan yang ke-17
Jumlah yg hadir lumayan banyak, sebagian besar diwakili keluarga (istri) karena suaminya ada yang bekerja atau berlayar. Yang hadir mencapai 50 orang diluar anak-anak kecil, tambahan lainnya adalah Officer, Cadet yang kebetulan tinggal Mess CABM Jatim 12 orang.
Arisan selanjutnya akan diumumkan kemudian melalui WA Group. Karena yang belum dapat arisan tinggal beberapa keluarga, maka akan disesuikan terlebih dahulu dengan kesiapan tuan rumah (Mungkin nunggu suami dapat giliran cuti atau turun dari kapal) jadi sekalian bongkaran..
Ditambah sedikit cerita terkait menu dan antusiasme alumni terkait menu.
Untuk masalah menu tidak menjadi perhatian utama pada setiap pertemuan tetapi kadang-kadang bernostalgia akan kota Makassar, maka menu-menu yang berasal dari kota Makassar selalu diupayakan terhidang.
Contoh arisan kali ini kami mengimpor bahan-bahan bumbu coto dari Makassar, bahan ketupat, termasuk lomboknya yang lumayan pedas. Menyediakan ikan bakar dengan bumbu kecap dan sambal dabu-dabu yang siap membuat mulut kita berasap (karena pedas), ditambah menu wajib seperti sajian terbuat dari ayam. Sedangkan kue-kue camilan, es buah, pisang goreng sebagai menu tambahan setelah selesai makan. Terakhir menyajikan kopi Toraja yang khusus didatangkan langsung dari Tana Toraja.
Terimakasih kepada Senior-senior, sahabat angkatan 16 dan Junior yang hadir, dan terimakasih kepada Adek-adek yang tianggal di Mess yang gotong royong membantu acara ini, mulai dari memasak coto, membakar ikan yang rasanya menggugah selera. Semoga setiap pertemuan atau arisan semakin memper erat silaturahmi sesama Alumni. Saya pribadi sebagai tuan rumah sangat senang berada diantara Senior, teman-temang satu angkatan, Junior yang multi etnis. Saya adalah Orang Batak yang berasal dari Medan tetapi cerita Makassar akan selalu mengubah suasana yang tidak terlupakan, karena selalu ada suasana ceria, penuh kenangan, keakraban, kehangatan antara Senior dan Junior. tidak terlihat perbedaan ketika duduk bersama dan bercanda sambil ber nostalgia masa lalu, walaupun cerita itu berulang-ulang tetapi kita pasti tidak akan pernah bosan akan kenangan BUMISERAM.
Pertemuan arisan ke – 17 ini tidak ada yang bisa mengubah budaya Senior dan Junior karena lidah yang sulit memanggil kata Abang, Adinda, Kakanda yang terkesan lebay. Panggilan Senior (Nor) menjadi ikatan yang meng akrabkan karena sejak masuk kampus, tentu kata-kata itu sudah melekat dihati dan pikiran kita masing-masing. Jangan orang lain yang mengubah budaya kita termasuk Menteri Perhubungan, tetapi mari kita menjadi diri sendiri, dengan ciri khas sendiri. Yang membentuk budaya ini adalah para Senior-senior, jadi mari kita bentuk dan ciptakan budaya kita sendiri tanpa mencederai hubungan Senior (Kakak tertua) dan Adik2nya.
Ijinkan kami menyampaikan pendapat. Saya yakin semua kita sibuk ditengah aktifitas kehidupan kita masing-masing apalagi ada yang berlayar demi memperjuangkan keluarga yang kita cintai. Tapi saya dan beberapa teman menyayangkan sikap Senior-senir yang kurang perduli dengan pertemuan silaturahmi ini. Harusnya Senior yang memberi contoh, Senior yang merangkul Juniornya bahkan Senior memiliki tanggungjawab sosial terhadap keberlangsungan Ikatan Alumni ini. Arisan hanya sebagai judul acara tetapi bukan berarti menghambat siapapun yang bersedia hadir. Contohnya setiap arisan Anak2 di Mess Surabaya yang jumlahnya puluhan pasti diajak/diundang ikut serta berkumpul.
SEKELUMIT CERITA SOUTH CELEBES
Yang menjadi renungan kita masing2…
- Buat apa kita sukses kalau tidak bisa berbagi…? atau hanya PACRIT….!!
- Buat apa Senior yang punya jabatan, berhasil kalau tidak bisa jadi sahabat atau ikut mengajak Juniornya mengikuti jejaknya.
- Buat yang Junior jangan mendekat kalau ada perlu atau sedang mencari sahabat dikala duka. Tapi binalah hubunganmu dengan senior-senior kita.
- Kampus kita Pelayaran tertua di Indonesia dan telah banyak Alumni yang memiliki posisi karir teratas, sukses, menjadi Captain/Engineer yang hebat, menjadi pejabat, pengusaha, menjadi orang-orang kepercayaan di perusahaan-perusahaan besar, tapi ingat bila tiba masanya semua itu akan berakhir seperti berakhirnya sebuah pesta. Ketika anda pensiun atau sudah tua, jangankan dihormati, photo anda yang terpampang di dindingpun tidak ada nilainya lagi. Jadi tetaplah berbuat baik karena hidup sekali harus berarti.
“Yang perlu kita sesalkan bukan apa yang salah kita lakukan tetapi apa yang tidak pernah kita lakukan”
Salam – Albert Benhard Aritonang
Angkatan 16 KALK BPLP-PIP Makassar