Single Point Mooring (SPM) atau yang sering kita dengarkan SBM (Single Buoy Mooring) adalah Buoy terapung yang berlabuh di lepas pantai yang merupakan sarana bertambtanya kapal tanker di laut, yang sekaligus berfungsi sebagai penyalur muatan cair seperti produk minyak bumi dari atau ke kapal tanker. SPM digunakan terutama di area dimana fasilitas khusus untuk loading /unloading muatan cair tidak tersedia. Terletak pada jarak beberapa kilometer dari fasilitas offshore dan terhubung menggunakan sub-sea dan jalur pipa bawah laut, fasilitas SPM ini bahkan dapat menangani kapal dengan kapasitas besar seperti VLCC.
Single Point Mooring (SPM) berfungsi sebagai penghubung antara fasilitas darat dan tanker untuk memuat atau membongkar muatan cair dan gas.
Beberapa tipe SPM berdasarkan API RP 2 SK, 2006, adalah Turret, Catenary Anchor Leg Mooring (CALM) , Single Anchor Leg Mooring (SALAM), Vertical Anchor Leg Mooring (VALM), dan Single Point Mooring Tower (SPMT). Namun jenis SPM yang paling banyak digunkan di Indoenesia adalah jenis Catenary Anchor Leg Mooring (CALM).
Sistem CALM buoy ini tersusun dari sebuah large buoy didukung oleh beberapa catenary chain leg yang tertambat pada dasar laut. Konfigurasi dari CALM buoy ini terdapat howser yang menghubungkan antara kapal tanker dan buoy. Selain itu, terdapat konfigurasi riser yang berada dibawah dari buoy tersebut. Dalam system kerjanya, CALM buoy dengan raisernya menyalurkan minyak dari atau ke kapal tanker yang ditambatkan melalu floating hoses.
Beberapa manfaat utama menggunakan SPM adalah:
-
Kemampuan menangani kapal ekstra besar
-
Tidak memerlukan kapal untuk datang ke pelabuhan sehingga menghemat bahan bakar dan waktu
-
Kapal dengan draft tinggi dapat ditambatkan dengan mudah
Bagaimana Cara Kerja Single Mooring Point (SPM)
SPM dibagi menjadi beberapa bagian berbeda yang memiliki fungsi khusus.
Mooring dan Sistem jangkar , buoy body dan sistem transfer produk adalah bagian utama dari SPM.
SPM ditambatkan ke dasar laut menggunakan pengaturan tambatan yang mencakup jangkar, rantai jangkar, chain stopper, dll. Pengaturan tambatan sedemikian rupa sehingga memungkinkan bouy bergerak bebas dalam batas yang ditentukan, dengan mempertimbangkan kondisi angin, ombak, arus, dan kondisi kapal tanker itu sendiri. Buoy ditambatkan ke dasar laut menggunakan rantai jangkar (legs) yang terikat pada titik jangkar (berdasarkan gravitasi atau piling) di dasar laut. Chain stopper i digunakan untuk menghubungkan rantai ke buoy
Bagian dari Single Point Mooring System (buoy body) yang terapung di atas air memiliki bagian yang berputar yang terhubung ke kapal tanker. Bagian yang berputar memungkinkan kapal tanker mendapatkan posisi stabil pada posisi yang diinginkan di sekitar buoy. Kapal tanker ini biasanya ditambatkan ke buoy dengan cara pengaturan hawser, yang terdiri dari tali nilon atau poliester yang terpasang ke hook (integrated) diats dek SPM. Chafe chain terhubung di hawser (tanker end) untuk mencegah kerusakan dari tanker fairlead. Sistem mooring yang digunakan untuk operasi offshore tersebut mengikuti standar yang direkomendasikan oleh Oil Companies International Marine Forum (OCIMF).
Sistem transfer produk terletak di center Mooring Buoy. Sistem transfer produk ke tanker dari Pipeline End and Manifold (PLEM) yang terletak di dasar laut. Selang muat fleksibel yang dikenal sebagai riser menghubungkan pipa bawah laut ke sistem transfer produk di buoy. Mooring buoy terhubung ke tanker menggunakan floating hose, yang dilengkapi dengan breakaeay coupling (jenis kopling khusus dengan break point yang akan terlepas pada break-load yang telah ditentukan, mengaktifkan katup internal yang secara otomatis akan menutup di kedua ujung selang dan mencegah lebih awal keluarnya minyak) untuk mencegah tumpahan minyak (oil spills).
Sistem Single Point Mooring menggunakan system swivel yang tersambung dengan Pipeline End dan Manifold (PLEM) ke SPM. Sistem swivel produk memberikan fleksibilitas pergerakan ke tanker selama laoding/unloading produk. Sistem sambungan pipa yang dapat bergerak ini mencegah failure pada selang loading karena tekanan traksi atau bending stresses.
CABM