Hi CABM readers,
Artikel ini dikutip dari halaman covid19-id.org dan sangat mencengangkan karena perhitungan proyeksi jumlah masyarakat Indonesia yang terdeteksi sangat akurat sama dengan jumlah kasus Covid-19 yang diupdate pemerintah pada tanggal 20 Maret 2020 dengan jumlah kasus 369 orang terdeteksi positif.
Proyeksi tersebut dilakukan oleh seorang rantau dari Indonesia bernama Arridhana Ciptadi, yang merupakan seorang scientist yang saat ini tinggal di Silicon Valley, Amerika Serikat.
Garis besar formulanya dijabarkan di bagian Metodologi. Estimasi dan proyeksi di atas dilakukan dengan cara sampling menurut faktor-faktor yang dijelaskan di bagian Metodologi. Distribusi dari faktor-faktor tersebut diambil dari data publik.
Teknik estimasi tersebut telah dites menggunakan data-data persebaran COVID-19 di Eropa dan sejauh ini hasilnya cukup akurat untuk memodel progresi virus sebelum dijalankannya kebijakan social distancing yang agresif.
Mengapa Social Distancing Begitu Penting?
COVID-19 adalah penyakit yang sangat menular. Satu orang yang terinfeksi bisa mengakibatkan puluhan, bahkan ribuan orang terinfeksi apabila dia tidak menerapkan social distancing. Berdasarkan data dari negara-negara yang sudah terkena dampak dari COVID-19, jumlah orang yang terdeteksi terinfeksi virus ini membesar dua kali lipat setiap 3-4 hari tanpa terkecuali. Jalan yang efektif untuk menghambat penyebaran virus ini adalah dengan upaya social distancing.
Sejauh ini, walaupun sudah ada orang-orang yang mempraktekkan social distancing, banyak orang yang masih menganggap remeh skala dari COVID-19 di Indonesia, sehingga tidak menerapkan social distancing. Karena itulah halaman ini dibuat agar bisa menginformasikan orang terhadap kedaruratan situasi ini.
Berdasarkan hasil estimasi model, saat ini (Maret 16, 2020) sudah ada lebih dari 3.000 orang yang terinfeksi dan dalam kurun waktu 10 hari (Maret 26, 2020), jumlah ini akan menggelembung menjadi 76.276 orang, yang mana 10-20% dari yang terinfeksi akan membutuhkan perawatan di rumah sakit. Jika ini terus berlanjut, sistem rumah sakit di Indonesia akan tidak sanggup untuk menangani situasi ini (kapasitas tempat tidur rumah sakit di Indonesia hanya 1,2 per 1.000 orang) dan akan banyak orang yang tidak dapat menerima pertolongan.
Halaman ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan perspektif terhadap potensi skala penyebaran COVID-19 di Indonesia jika tidak diterapkan kebijakan social distancing yang agresif.
Estimasi Jumlah Orang yang Terinfeksi
Jumlah terdeteksi: 134 (per Maret 16, 2020)
Walaupun angka 134 terkesan kecil, angka ini tidak menggambarkan seberapa banyak sebenarnya jumlah orang yang sudah terinfeksi COVID-19. Banyak orang yang telah terinfeksi tapi belum terdeteksi karena mereka masih dalam tahap belum atau tidak menunjukkan gejala sakit. Berikut adalah estimasi berapa total jumlah orang yang telah terinfeksi di Indonesia per Maret 16, 2020:
Tanggal | 10th percentile | Median | 90th percentile |
---|---|---|---|
Maret 16, 2020 | 1.087 | 3.333 | 8.617 |
Perhatikan walaupun jumlah terdeteksi baru 134, tapi median dari estimasi jumlah orang yang telah terinfeksi adalah 3.333! Distribusi lengkap dari hasil estimasi jumlah orang terinfeksi ada di tabel berikut.
Proyeksi Jumlah Orang yang Terdeteksi
Dengan melihat perkembangan COVID-19 di negara-negara lain, kita bisa memproyeksi berapa jumlah orang yang akan terdeteksi positif (jika pemerintah melakukan testing yang cukup). Inilah angka yang akan bisa diikuti di televisi maupun berita. Tapi sekali lagi, jumlah yang terinfeksi pada saat yang sama jauh lebih besar daripada jumlah yang sudah terdeteksi. Berikut adalah proyeksi jumlah terdeteksi untuk 10 hari ke depan.
Tanggal | 10th percentile | Median | 90th percentile |
---|---|---|---|
Maret 17, 2020 | 165 | 180 | 202 |
Maret 18, 2020 | 213 | 243 | 321 |
Maret 19, 2020 | 280 | 330 | 477 |
Maret 20, 2020 | 369 | 449 | 674 |
Maret 21, 2020 | 487 | 613 | 943 |
Maret 22, 2020 | 647 | 1.838 | 1.324 |
Maret 23, 2020 | 860 | 1.153 | 1.869 |
Maret 24, 2020 | 1.143 | 1.584 | 2.635 |
Maret 25, 2020 | 1.527 | 2.172 | 3.716 |
Maret 26, 2020 | 2.040 | 2.996 | 5.240 |
Hasil update pemeritah pertanggal 20 Maret 2020 menunjukkan terdeteksi 369 kasus, persis dengan data proyeksi pertanggal 20 Maret 2020 diatas tersebut.
Menurut hasil proyeksi ini, walaupun pada Maret 16, 2020 Indonesia baru mendeteksi 134 orang positif, 10 hari lagi jumlah ini akan meningkat lebih dari 20 kali lipat menjadi 2.996 orang! Distribusi penuh untuk proyeksi jumlah terdeteksi Maret 26, 2020 adalah sebagai berikut. Yang perlu diperhatikan dari proyeksi di atas adalah distribusinya mempunyai ekor yang cukup panjang. Ini berarti cukup besar kemungkinan jumlah deteksi pada akhir minggu depan akan jauh melebihi 3.000!
Metodologi
Untuk bisa membuat estimasi dan proyeksi ini dengan akurat, berikut adalah beberapa faktor-faktor yang dipertimbangkan:
- Jangka waktu dari terinfeksi sampai ada simptom.
- Orang yang telah terinfeksi virus ini tidak langsung bersimptom.
- Berdasarkan data dari berbagai pusat kesehatan, simptom akan keluar antara 2-14 hari setelah terinfeksi.
- Faktor ini saya model dengan menggunakan normal distribution dengan mean=8, std_dev=3 dan batas_bawah=2.
- Jangka waktu dari simptom sampai mendapat diagnosis.
- Orang yang terkena simptom tidak akan langsung bisa mendapat diagnosis bahwa dia terinfeksi COVID-19. Hal ini karena test untuk penyakit ini membutuhkan waktu (misalnya, di USA ini membutuhkan 1-3 hari.
- Faktor ini dimodel dengan uniform distribution dengan range 1-3 hari
- Tingkat perkembangan jumlah terinfeksi setiap hari (growth rate).
- Karena penyakit ini sudah menyebar di banyak negara, kita bisa menggunakan data hasil observasi dari negara-negara tersebut.
- Growth rate yang saya gunakan diambil dari data negara-negara yang saat ini sudah dalam keadaan yang cukup darurat yaitu Italy, Spanyol, Jerman, USA, Perancis, dan UK. Saya tidak ikutkan China karena pada masa awal-awal mereka kurang akurat dalam melaporkan hasil deteksi per hari, data dari Iran juga tidak saya ikutkan karena mereka juga kurang akurat dalam melaporkan hasil deteksi per hari.
- Growth rate dari suatu negara akan diikutkan dalam distribusi setelah jumlah kasus terdeteksinya melebihi 100 karena sebelum itu datanya kemungkinan besar kurang akurat. Berikut adalah distribusi growth rate yang digunakan untuk estimasi ini:
- Rasio antara jumlah yang seharusnya sudah terdeteksi dan jumlah yang dilaporkan terdeteksi COVID-19 di Indonesia pada 16 Maret 2020 tapi belum terdeteksi karena berbagai hal (misalnya tidak adanya kapasitas testing). Faktor ini dimodel dengan konstan=2.
Tujuan kita adalah untuk mengestimasi jumlah orang terinfeksi sementara data yang bisa diobservasi adalah jumlah orang yang sudah terdeteksi. Untuk itu kita harus estimasi rasio antara terinfeksi dengan terdeteksi. Untuk estimasi ini, asumsi yang saya pakai adalah orang yang terinfeksi pada hari n akan menunjukkan simptom setelah n + x hari (dimana x adalah faktor nomor (1) di atas) dan akan terdeteksi setelah n + x + y hari (dimana y adalah faktor nomor (2)). Perlu ditekankan bahwa x dan y adalah distribusi, bukan konstan. Dengan asumsi ini kita akan bisa estimasi distribusi dari rasio orang yang terinfeksi dan terdeteksi pada hari n.
Selanjutnya, untuk memproyeksikan jumlah kasus (baik itu untuk terdeteksi maupun terinfeksi) di z hari kedepan, kita bisa sample growth rate (faktor (3)) selama z kali dan menggunakan hasil sampling ini untuk menghitung proyeksi tersebut.
Semoga artikel proyeksi ini bisa menjadi rujukan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan dalam perusahaan ataupun untuk keluarga dalam menghadapi Pendemic Covid-19 ini, terutama di frontliner/garda terdepan operasi di setiap perusahaan, sehingga operasional tetap terus berjalan dan tetap bisa menjaga kestabilan perekonomian bangsa Indonesia sert dalam melindungi keluarga kita. Amin