Pada Minggu, 22 Juli 2018 lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengeluarkan maklumat terkait cuaca buruk bagi pelayaran. Gelombang di laut selatan Jawa Tengah—Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama Selasa—Rabu (24-25 Juli 2018) diperkirakan mencapai 6—9 meter dan sangat membahayakan untuk semua jenis kapal.
Peringatan tersebut dikeluarkan oleh kantor Badan Meteorologi, Klomatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap hari ini Selasa (24/7/2018).
Teguh Wardoyo, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, mengatakan tingginya gelombang laut yang mencapai 6—9 meter itu merupakan dampak dari pertemuan tekanan angin dan badai dari Samudra Hindia serta Samudra Pasifik.
“Tinggi gelombang di laut selatan Jateng-DIY berpotensi mencapai enam hingga sembilan meter. Jika ada perkembangan lebih lanjut, peringatan dini gelombang tinggi tersebut akan kami perbarui,” ujarnya di Cilacap, Jawa Tengah hari ini Selasa (24/7/2018) seperti dilaporkan Antara.
Teguh mengimbau pengguna jasa kelautan untuk waspada dan bila perlu menghentikan seluruh aktivitasnya karena gelombang berpotensi sangat tinggi dan bisa mengancam keselamatan.
Menurut dia, di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik saat ini tengah berkumpul benih gelombang tinggi dan badai yang saling bertumbukan.
“Berdasarkan pantauan satelit cuaca dan gradien angin permukaan tanggal 23 Juli 2018, pukul 19.00 WIB, pada skala regional terdapat pusat tekanan tinggi di Samudra Hndia sebelah Barat Australia dan Samudra Pasifik sebelah Timur Australia, sedangkan di Samudra Pasifik tenggara Jepang terdapat badai tropis Wukong,” lanjut Teguh.
Interaksi antara dua pusat tekanan tinggi dan badai tropis itu mengakibatkan peningkatan angin yang bertiup di atas permukaan laut dan cenderung searah dari Timur hingga Tenggara sehingga memicu terjadinya gelombang tinggi.
Oleh karena itu, pihaknya mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku untuk preiode Selasa—Rabu 24—25 Juli tersebut. (*/bisnis)